kutuliskan untukmu sebait puisi tentang kita
Tentang rasa yang tak pernah kumengerti akhirnya
Tentang cinta yang lahirkan makna di setiap kisah
Tentang dirimu yang terus mengendap dalam jiwa terindah
kau adalah Bidadari yang namanya tak pernah lagi kusebut
Namun tak pernah sedetikpun bisa terlupa
Kau Bidadari dengan wajah tak lagi pernah kutemui
Namun selalu saja nampak di pelupuk mata tanpa menjemui
Kau Bidadari yang tak pernah lagi kudengar berbisik rindu
Namun selalu saja membuatku ingin bertemu
sepanjang jalan kupungut patahan romansa yang terjejaki
kukumpulkan luruhan cahaya dan kutandai jejak Hati
ku bongkar cuaca, hanya cinta, hanya rasa di hati
Kau meninggalkan semua dalam remah-remah nurani
kini Jiwa mendengar panggilanmu dari balik himpitan sang mega
merasakan sayap indahmu membelaiku dengan Belaian cinta
kini aku ingin berlari kepadamu, menujumu, menggapaimu
namun kakiku terkurung diantara dua rasa pilu dan rindu
Malamku yang pekat sekali,
mengimbau kenangan silih berlalu,
mewariskan gerhana di pelusuk kamar,
jiwaku yang runtuh menyapu sengsara,
tragis yang silam aku meratap
saban hari burung bersiul
menjerit meminta tolong
dilepaskan diri dari arus kesepian hidup
Sabtu, Mei 15, 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus